PUISI

Aku Tidak Sekuat Itu

Oleh : Willy Nugroho | 23 May 2025 - 17.24 WIB
Aku Tidak Sekuat Itu

Puisi ini adalah curahan hati seorang individu yang lelah terus berpura-pura. Lelah menjadi sosok yang selalu dianggap kuat, baik-baik saja, dan tak pernah diizinkan menunjukkan kelemahan. Lewat bait-baitnya, penulis menyuarakan luka batin yang tersembunyi—bahwa di balik ketenangan, ada kekacauan batin yang terus bergemuruh.

Aku Tidak Sekuat Itu
(Karya oleh Moh Yusuf)
Aku lelah berpura-pura bahagia
Aku lelah menahan gejolak amarah
Aku lelah berpura-pura baik-baik saja.

Pernahkah kalian bertanya,
Bagaimana keadaanku?
Bagaimana dengan duka yang kupendam?

Tidak, bukan?
Lantas, mengapa kalian
Menghakimi, menuntut,
Seolah aku boneka
Yang bisa kalian kendalikan?

Aku manusia,
Hati ini mudah rapuh,
Jiwa ini sudah begitu letih.

Jika langit bisa menangis
Kapan pun ia mau,
lalu mengapa aku,
sebagai manusia,
dituntut kuat membendung air mata?

Aku tidak sekuat yang kalian kira,
aku hanya terbiasa.
Aku tidak pernah setenang yang tampak.
Di balik ketenangan itu,
Pikiran ini terus berkecamuk.
Beri Tanggapanmu :
Belum Ada Komentar

Rekomendasi Hari ini

Antara Ego dan Cinta

PUISI | 23 May 2025

"Antara Ego dan Cinta"

Puisi ini mengangkat tema cinta yang terperangkap dalam ego dan keheningan. Dua...

Oleh : Hultami Hujanna
Aku dan Hujan

PUISI | 23 May 2025

"Aku dan Hujan"

Puisi ini menggambarkan pertemuan sunyi antara seseorang dan hujan, di mana kehe...

Oleh : Moh Yusuf
Ina

PUISI | 23 May 2025

"Ina"

Puisi ini memotret sosok ibu dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari dekapan han...

Oleh : Husnul Khatimah
Ibu, Anakmu Rindu

PUISI | 23 May 2025

"Ibu, Anakmu Rindu"

Puisi ini adalah ungkapan rindu mendalam seorang anak kepada ibunya, yang mungki...

Oleh : Syahida Amalia
Padre

PUISI | 23 May 2025

"Padre"

Puisi ini mengangkat sosok ayah sebagai pahlawan keluarga yang jarang menangis,...

Oleh : Husnul Khatimah
Jiwa yang Merintih

PUISI | 23 May 2025

"Jiwa yang Merintih"

Puisi ini menggambarkan kondisi jiwa yang berada dalam kegelapan batin: luka ter...

Oleh : Moh Yusuf
Media Explant