PUISI

Ibu, Anakmu Rindu

Oleh : Willy Nugroho | 23 May 2025 - 17.39 WIB
Ibu, Anakmu Rindu

Puisi ini adalah ungkapan rindu mendalam seorang anak kepada ibunya, yang mungkin telah tiada atau hanya terpisah oleh jarak yang tak terjangkau. Ia mengingat masa kecil, belaian kasih sayang, hingga masakan ibu yang membekas dalam kenangan. Kini saat dewasa, rasa itu justru semakin kuat, dan keinginan untuk pulang ke pelukan ibu menjadi harapan yang tak pernah padam.

Ibu, Anakmu Rindu
(Karya oleh Syahida Amalia)
Aku rindu masakan Ibu,
Rindu kasih sayang dan belaianmu.
Dalam diriku, masa kecilku tumbuh kembali,
Hari demi hari, kenangan itu kembali.

Aku begitu menyayangi hidupku,
Sebab bila aku mati, betapa malunya aku
Pada tetesan air mata Ibu yang mengalir.

Ibu, kini aku telah dewasa,
Maka kembalikanlah bintang-bintang kecil,
Agar anakmu bisa terbang bagaikan burung kecil,
Menuju jalan pulang, ke sarang penantianmu.

Ibu, anakmu rindu dekapan dan kasih sayangmu,
Meski kini aku jauh darimu,
Namun pelukan hangat terakhir di hari itu,
Adalah anugerah paling berharga bagiku.

Dariku yang penuh rindu dan cinta untukmu, Bu.
Semoga kita segera dipertemukan,
Agar rinduku tak tertimbun di dalam hatiku.

Anakmu ingin menjadi kuat,
Namun apa dayaku, Ibu?
Aku tak bisa membohongi hatiku.
Di setiap hari dan malamku,
Air mataku selalu jatuh untukmu.

Oh, Ibu, betapa aku rindu akan kehadiranmu,
Betapa aku ingin merasakan kehangatan dekapanmu.

Semoga suatu hari nanti, Ibu,
Kita dapat bersatu kembali,
Dan aku bisa merasakan kasih sayangmu yang tak terhingga.

Semoga cinta dan kasihmu selalu menyertai aku,
Dan semoga kita dipertemukan kembali, Ibu.
Beri Tanggapanmu :
Belum Ada Komentar

Rekomendasi Hari ini

Antara Ego dan Cinta

PUISI | 23 May 2025

"Antara Ego dan Cinta"

Puisi ini mengangkat tema cinta yang terperangkap dalam ego dan keheningan. Dua...

Oleh : Hultami Hujanna
Ina

PUISI | 23 May 2025

"Ina"

Puisi ini memotret sosok ibu dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari dekapan han...

Oleh : Husnul Khatimah
Aku dan Hujan

PUISI | 23 May 2025

"Aku dan Hujan"

Puisi ini menggambarkan pertemuan sunyi antara seseorang dan hujan, di mana kehe...

Oleh : Moh Yusuf
Jiwa yang Merintih

PUISI | 23 May 2025

"Jiwa yang Merintih"

Puisi ini menggambarkan kondisi jiwa yang berada dalam kegelapan batin: luka ter...

Oleh : Moh Yusuf
Padre

PUISI | 23 May 2025

"Padre"

Puisi ini mengangkat sosok ayah sebagai pahlawan keluarga yang jarang menangis,...

Oleh : Husnul Khatimah
Jejak di Papan Tulis

PUISI | 12 Jun 2025

"Jejak di Papan Tulis"

Puisi ini dipersembahkan untuk semua guru, pelajar, dan mereka yang tak pernah b...

Oleh : daniel chaniago
Media Explant