PUISI

Kita yang Saling Diam

Oleh : Willy Nugroho | 23 May 2025 - 17.25 WIB
Kita yang Saling Diam

Puisi ini menggambarkan dua jiwa yang pernah dekat, kini terpisah oleh keheningan. Bukan karena tidak ada cinta, tapi karena masing-masing terjebak dalam ketakutan, kebingungan, atau luka. Mereka masih saling merasa, masih ingin berbicara, namun kata-kata telah menguap entah ke mana. Diam yang ada bukan sekadar hening, melainkan ruang kosong yang menyakitkan—ruang yang dulu dipenuhi tawa dan cerita.

Kita yang Saling Diam
(Karya oleh Hultami Hujanna)
Ada kata yang ingin terucap,
tetapi bibir membisu dalam keheningan.
Kita yang dulu tak pernah kehabisan kata,
kini terjebak dalam diam yang menghimpit.

Aku ingin berbicara membuka semua yang terkunci, tetapi lidahku seakan membeku.
Tak tahu harus mulai dari mana, tak tahu harus mengungkapkan apa.
Saling menatap tapi tak bersapa, saling merasa tapi tak mengalah.
Tak ada pelukan, hanya angin yang berlalu.

Sungguh, apa yang terjadi pada kita?
Apakah diam ini adalah akhir dari semuanya?
Ataukah di dalam diam,
kita tengah mencari cara untuk kembali menemukan suara kita yang hilang?
Beri Tanggapanmu :
Belum Ada Komentar

Rekomendasi Hari ini

Antara Ego dan Cinta

PUISI | 23 May 2025

"Antara Ego dan Cinta"

Puisi ini mengangkat tema cinta yang terperangkap dalam ego dan keheningan. Dua...

Oleh : Hultami Hujanna
Aku dan Hujan

PUISI | 23 May 2025

"Aku dan Hujan"

Puisi ini menggambarkan pertemuan sunyi antara seseorang dan hujan, di mana kehe...

Oleh : Moh Yusuf
Ina

PUISI | 23 May 2025

"Ina"

Puisi ini memotret sosok ibu dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari dekapan han...

Oleh : Husnul Khatimah
Ibu, Anakmu Rindu

PUISI | 23 May 2025

"Ibu, Anakmu Rindu"

Puisi ini adalah ungkapan rindu mendalam seorang anak kepada ibunya, yang mungki...

Oleh : Syahida Amalia
Padre

PUISI | 23 May 2025

"Padre"

Puisi ini mengangkat sosok ayah sebagai pahlawan keluarga yang jarang menangis,...

Oleh : Husnul Khatimah
Jiwa yang Merintih

PUISI | 23 May 2025

"Jiwa yang Merintih"

Puisi ini menggambarkan kondisi jiwa yang berada dalam kegelapan batin: luka ter...

Oleh : Moh Yusuf
Media Explant