PUISI

Untuk Orang yang Kuanggap Saudara

Oleh : Willy Nugroho | 23 May 2025 - 17.34 WIB
Untuk Orang yang Kuanggap Saudara

Puisi ini adalah bentuk penghargaan dan ungkapan terima kasih kepada seorang kakak sepupu yang kehadirannya begitu berarti. Meski pertemuan mereka singkat, namun memberikan kesan yang mendalam bagi penulis. Sosok kakak ini bukan hanya sekadar sepupu, tapi juga menjadi figur kakak laki-laki, bahkan seperti seorang ayah yang memberikan kasih, perlindungan, dan pengertian.

Untuk Orang yang Kuanggap Saudara
(Karya oleh Magfira)
Pertemuan kita memang singkat, tapi di balik pertemuan itu, ada rasa penasaran dalam diriku.
Aku bertanya-tanya, dia sebenarnya siapa?
Setelah kucari tahu, ternyata dia adalah kakak sepupuku.

Untuk Kakak Sepupuku,
Terima kasih banyak atas waktu yang kau berikan kepada adikmu yang kadang suka marah ini.
Terima kasih atas kasih sayangmu, meskipun kita berdua berbeda.

Karena dirimu, aku merasakan kehadiran seorang kakak laki-laki sekaligus seorang ayah—
peran yang begitu penting dalam hidupku.

Hiduplah lebih lama, Kak.
Terima kasih telah bertahan sejauh ini, dan terima kasih atas semua yang telah kau berikan kepada adikmu ini.
Beri Tanggapanmu :
Belum Ada Komentar

Rekomendasi Hari ini

Antara Ego dan Cinta

PUISI | 23 May 2025

"Antara Ego dan Cinta"

Puisi ini mengangkat tema cinta yang terperangkap dalam ego dan keheningan. Dua...

Oleh : Hultami Hujanna
Aku dan Hujan

PUISI | 23 May 2025

"Aku dan Hujan"

Puisi ini menggambarkan pertemuan sunyi antara seseorang dan hujan, di mana kehe...

Oleh : Moh Yusuf
Ina

PUISI | 23 May 2025

"Ina"

Puisi ini memotret sosok ibu dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari dekapan han...

Oleh : Husnul Khatimah
Ibu, Anakmu Rindu

PUISI | 23 May 2025

"Ibu, Anakmu Rindu"

Puisi ini adalah ungkapan rindu mendalam seorang anak kepada ibunya, yang mungki...

Oleh : Syahida Amalia
Padre

PUISI | 23 May 2025

"Padre"

Puisi ini mengangkat sosok ayah sebagai pahlawan keluarga yang jarang menangis,...

Oleh : Husnul Khatimah
Jiwa yang Merintih

PUISI | 23 May 2025

"Jiwa yang Merintih"

Puisi ini menggambarkan kondisi jiwa yang berada dalam kegelapan batin: luka ter...

Oleh : Moh Yusuf
Media Explant