PUISI

Beloved Lecturer

Oleh : Willy Nugroho | 23 May 2025 - 17.31 WIB
Beloved Lecturer

Puisi ini merupakan bentuk penghormatan dan terima kasih kepada seorang dosen—sosok yang tak hanya menyampaikan ilmu, tapi juga menanamkan nilai kehidupan dan semangat juang. Dalam suasana ruang kelas yang bersinar, digambarkan bagaimana sang dosen hadir tidak hanya sebagai pengajar, tetapi sebagai penyemangat, pemandu, dan sahabat dalam perjalanan meraih cita-cita.

Beloved Lecturer
(Karya oleh Aprilia Ayu Azhani)
Di ruang kelas yang sangat berseri,
bersinar senyummu, pengantar harapan.
Engkau hadir dengan sabar mendampingi,
menyemai ilmu, menumbuhkan impian.

Setiap kata yang jauh ungkapan,
bagai embun pagi di ujung daun,
mendorong jiwa yang lelah berjuang,
menggugah semangat, takkan pernah surut.

Dengan lembut, kau hargai setiap usaha,
setiap langkah kecil, meski tak sempurna.
Di balik mata itu, sinar penuh rasa,
mengangkat hati yang ragu, tak berdaya.

Dosen, sahabat, pemandu jiwa,
terima kasih atas semua cinta.
Di setiap pelajaran, kau titipkan makna,
yang menjadi cahaya di lorong cita.
Beri Tanggapanmu :
Belum Ada Komentar

Rekomendasi Hari ini

Antara Ego dan Cinta

PUISI | 23 May 2025

"Antara Ego dan Cinta"

Puisi ini mengangkat tema cinta yang terperangkap dalam ego dan keheningan. Dua...

Oleh : Hultami Hujanna
Aku dan Hujan

PUISI | 23 May 2025

"Aku dan Hujan"

Puisi ini menggambarkan pertemuan sunyi antara seseorang dan hujan, di mana kehe...

Oleh : Moh Yusuf
Ina

PUISI | 23 May 2025

"Ina"

Puisi ini memotret sosok ibu dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari dekapan han...

Oleh : Husnul Khatimah
Ibu, Anakmu Rindu

PUISI | 23 May 2025

"Ibu, Anakmu Rindu"

Puisi ini adalah ungkapan rindu mendalam seorang anak kepada ibunya, yang mungki...

Oleh : Syahida Amalia
Padre

PUISI | 23 May 2025

"Padre"

Puisi ini mengangkat sosok ayah sebagai pahlawan keluarga yang jarang menangis,...

Oleh : Husnul Khatimah
Jiwa yang Merintih

PUISI | 23 May 2025

"Jiwa yang Merintih"

Puisi ini menggambarkan kondisi jiwa yang berada dalam kegelapan batin: luka ter...

Oleh : Moh Yusuf
Media Explant