PUISI

Temporary Shelter

Oleh : Willy Nugroho | 23 May 2025 - 17.39 WIB
Temporary Shelter

Puisi ini menggambarkan kondisi batin seseorang yang sedang berada dalam kekosongan dan kebingungan. Ia mencari makna, arah, atau jawaban atas sesuatu yang pernah datang, memberi harapan, lalu pergi tanpa penjelasan. Perasaan "dijadikan persinggahan" menjadi inti dari puisinya—tentang bagaimana seseorang memberi tempat di hati, namun tak pernah benar-benar dijadikan tujuan.

Temporary Shelter
(Karya oleh Izzatul Qalbiyah Nisa)
Terasa hampa, seperti ruang yang kosong,
Mencari sesuatu namun tak tahu apa yang kucari.
Bayangan itu terus menghantui pikiran,
Membuatku sulit melupakan hal yang telah berlalu.

Kumerasa terjebak dalam kebingungan, tak tahu jalan untuk keluar.
Kucari cahaya di ujung jalan, namun hanya menemukan kegelapan.
Hati ini terasa berat, seperti beban yang tak bisa kuangkat.
Kucoba mengangkatnya,
Namun terlalu berat untuk kuangkat.

Seperti besarnya harapan yang datang, lalu hilang begitu saja tanpa alasan,
Seolah-olah berjalan di bawah hujan dan meneduh di pinggiran.
Kukira akan dijadikan pemukiman,
Ternyata setelah hujan berhenti, hanya dijadikan persinggahan.
Beri Tanggapanmu :
Belum Ada Komentar

Rekomendasi Hari ini

Antara Ego dan Cinta

PUISI | 23 May 2025

"Antara Ego dan Cinta"

Puisi ini mengangkat tema cinta yang terperangkap dalam ego dan keheningan. Dua...

Oleh : Hultami Hujanna
Aku dan Hujan

PUISI | 23 May 2025

"Aku dan Hujan"

Puisi ini menggambarkan pertemuan sunyi antara seseorang dan hujan, di mana kehe...

Oleh : Moh Yusuf
Ina

PUISI | 23 May 2025

"Ina"

Puisi ini memotret sosok ibu dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari dekapan han...

Oleh : Husnul Khatimah
Ibu, Anakmu Rindu

PUISI | 23 May 2025

"Ibu, Anakmu Rindu"

Puisi ini adalah ungkapan rindu mendalam seorang anak kepada ibunya, yang mungki...

Oleh : Syahida Amalia
Padre

PUISI | 23 May 2025

"Padre"

Puisi ini mengangkat sosok ayah sebagai pahlawan keluarga yang jarang menangis,...

Oleh : Husnul Khatimah
Jiwa yang Merintih

PUISI | 23 May 2025

"Jiwa yang Merintih"

Puisi ini menggambarkan kondisi jiwa yang berada dalam kegelapan batin: luka ter...

Oleh : Moh Yusuf
Media Explant